Senin, 19 November 2012

Antibiotik Peptida : Polymyxyn


Antibiotik merupakan zat aktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun sintesis (buatan) yang dapat digunakan dalam konsentrasi rendah untuk menghambat atau membunuh organisme, baik bakteri, Mycoplasma maupun protozoa. Secara khusus antibiotik digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik bekerja dengan cara menekan atau memutus mata rantai metabolisme dalam tubuh mikroorganisme. Berbeda dengan desinfektan yang membasmi bibit penyakit dengan menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi bibit penyakit tersebut.
Karakteristik suatu antibiotik yaitu memiliki aktivitas menghambat (bakteriostatik) atau membunuh (bakterisid) mikroorganisme patogen. Toksisitas antibiotik juga bersifat selektif. Antibiotik dalam dosis tepat akan mampu secara aktif membunuh bibit penyakit dan mempunyai indeks terapi yang relatif aman. Ada bermacam-macam antibiotik salah satunya adalah antibiotik Peptida. Antibiotik ini bekerja aktif membunuh (bakterisid) bakteri Gram (-) dengan cara merusak atau menghambat membran sel. Antibiotik golongan peptida merupakan sistem pertahanan dari semua bentuk kehidupan beberapa makluk hidup dari mikroorganisme, tanaman, spesies invertebrata dan vertebrata termasuk mamalia. Dalam banyak hal, peran utama antibiotik peptida adalah untuk membunuh mikroba patogen musuh, disamping itu ada beberapa antibiotik peptida yang berfungsi sebagai  respon sistem kekebalan dari organisme derajat yang lebih tinggi seperti mamalia (Jenssen, et.al  2006)
Sintesis peptida dilakukan dengan  menggabungkan gugus karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain. Sintesis peptida dimulai dari C-terminus (gugus karboksil) ke N-terminus (gugus amin), seperti yang terjadi secara alami pada organisme. Namun, untuk mensintesis peptida, tidak semudah mencampurkan asam amino begitu saja. Seperti contohnya: mencampurkan glutamine (E) dan serine (S) dapat menghasilkan E-S, S-E, S-S, E-E, dan bahkan polipeptida seperti E-S-S-E-E. Untuk menghindari asam amino berikatan tidak terkendali, perlu dilakukan perlindungan dan kontrol terhadap ikatan peptida yang akan terjadis sehingga ikatan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. Langkah-langkah sintesis peptida adalah sebagai berikut: asam amino ditambahkan gugus proteksi. Kemudian asam amino yang diproteksi dilarutkan dalam pelarut seperti dimetyhlformamide (DMF) yand digabungkan dengan coupling reagents dipompa melalui kolom sintesis. Grup proteksi dihilangkan dari asam amino melalui reaksi deproteksi. Kemudian pereaksi deproteksi dihilangkan agar tercipta suasana penggabungan yang bersih. Coupling reagents, contohnya N,N'-dicyclohexylcarbodiimide (DCCI), membantu pembentukan ikatan peptida. Setelah reaksi coupling terbentuk, coupling reagents dicuci untuk menciptakan suasana deproteksi yang bersih. Proses proteksi, deproteksi, dan coupling ini terus dilakukan berulang-ulang hingga tercipta peptida yang diinginkan.
Kurang lebih 800 antibiotik golongan peptida telah ditemukan dan dipelajari oleh beberapa peneliti, sebagian dari antibiotik peptida tersebut telah masuk dalam uji klinik dan telah digunakan dalam beberapa obat klinik seperti actinomycin, gramicidine, bacitracin, polymyxyn, tyrocidine, dan masih banyak lagi antibiotik peptida lainnya (Dubin et.al  2005).
Dalam paper ini akan menjelaskan tentang polymyxin. Polymyxin merupakan golongan peptida basa dan merupakan salah satu dari lima antibiotik polipeptida yang berasal dari berbagai spesies dari  kelompok Bacillus bakteri tanah yang aktif terhadap bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Polymyxin dapat diberikan secara oral, topikal atau parenteral, termasuk intrathecally dan intraperitoneal. Polymyxin mengerahkan efeknya pada membran sel bakteri dengan mempengaruhi fosfolipid dan mengganggu fungsi membran dan permeabilitas, yang menyebabkan kematian sel. Polymyxins lebih efektif terhadap Gram-negatif daripada Gram-bakteri positif dan efektif terhadap semua bakteri Gram-negatif kecuali Proteus spesies. Antibiotik ini bertindak sinergis dengan sulfonamid potentiated, tetrasiklin dan antimikroba tertentu lainnya. Polymyxin juga membatasi aktivitas endotoksin dalam tubuh cairan dan oleh karena itu, mungkin bermanfaat dalam terapi untuk endotoksemia.
File: Polymyxin B1.svg












                                                   Gambar 1. Struktur kimia polymyxyn
Obat ini mempunyai efek nefrotoksis yang hebat sehingga banyak di tinggalkan kecuali polymyxin E dan B yang digunakan secara klinis. Polimiksin B sulfat adalah antibiotik peptida siklik polycationic yang mengikat lipid anionik. Polimiksin B juga merupakan inhibitor selektif protein kinase C.  Mekanismenya yaitu dengan mengikat lipopolisakarida dari bakteri Gram-negatif mengarah ke permeabilitas membran sel.Hal ini mengakibatkan hilangnya ion (Fe 2 +, Mn 2 +, Ca 2 +, Mg 2 +), asam lemak tak jenuh dan polifosfat. Efek lain biologis langsung dan tidak langsung dari polimiksin B meliputi induksi apoptosis, menghalangi efek endotoksin, modulasi K +-ATP saluran, penghambatan efek phorbol-dirangsang ester rilis superoksida, penghambatan Ca2 retikulum sarkoplasma +-ATPase, dan penghambatan sekresi insulin. Polimiksin B juga  menjadi inhibitor poten dari kalmodulin (C23693), dengan IC50 dari 80 nM di hadapan 500 pM Ca2 +. Selain fungsi antibiotik, polimiksin B telah digunakan untuk membersihkan kontaminasi endotoksin dalam reagen. Polimiksin E, juga dikenal sebagai colistin, sering digunakan untuk diare pada anak-anak.  Colistin juga berguna dalam pengobatan multi-obat infeksi resisten pada pasien neutropenia kanker. Dalam pengobatan manusia ada minat baru dalam penggunaan colistin dan polimiksin B sebagai terapi untuk infeksi saluran kemih, pneumonia ventilator-terkait, cystic fibrosis dan ortopedi infeksi yang disebabkan oleh resisten multi obat Gram-negatif organisme seperti P. aeruginosa, K. pneumoniae, A. Baumannii  (Ferrari 2004)


Daftar pustaka

Dubin, A, P. Mak, G. Dubin, M. Rzychon, J. Stec-Niemczyk, B. Wladyka, K. Maziarka, D. Chmiel. 2005. New generation of peptide antibiotics. Acta Biocimica Polonica. 3:633-638.

Ferrari Davide. 2004. The Antibiotic Polymyxin B Modulates P2X 7 Receptor Function . The Journal of Immunology. 7:4652-4660.

 Jessen, H,  P. Hamill, R.E.W. Hancock. 2006. Peptide Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews. 3: 491-511.