laporan kegiatan
studi lapangan (bio305)
Inventarisasi Fauna Air Tawar
Disusun oleh :
Amelia Louisyane
Puhili (G34100102)
Della Nuryuliawati
(G34100032)
Feni Fitriani
(G34100088)
Rizky Cahya
Windari (G34100040)
Kelompok 9
Departemen Biologi
Fakultas matematika dan
ilmu pengetahuan alam
Institut pertanian bogor
BOGOR
2012
Inventarisasi Fauna Air Tawar
Amelia L. Puhili (G34100102), Della
N. Aulia (G34100032)
Feni Fitriani (G34100088), Rizky C.
Windari (G34100040)
Dr. Ir. Achmad Faradjallah,
M. Si.
Kebun Raya
Cibodas merupakan suatu kawasan yang memiliki fungsi sebagai tempat konservasi
ex-situ, tempat penelitian, tempat pendidikan lingkungan dan tempat wisata yang
lebih berfokus pada pengkoleksian berbagai jenis tumbuhan. Kebun Raya Cibodas
memiliki persedian air yang cukup banyak dan Jernih sehingga memungkinkan hewan
akuatik untuk hidup sehingga Kami mencoba meneleti hewan (makrobentos) yang
hidup di dalamnya. Makrobentos biasanya hidup di dasar sungai, bawah batu atau
bahkan mengikuti arus sungai. Makrobentos biasanya berupa siput, kepiting,
tiram air tawar, kerang dan beberapa larva serangga. Kami melakukan Studi
Lapangan dengan tujuan menerapkan metodologi penelitian dan konsep-konsep
biologi yang didapat dalam kuliah dan praktikum serta menggunakan peralatan
penelitian di lapangan dan untuk mengidentifikasi jenis-jenis fauna yang hidup
pada kawasan air tawar khususnya sungai-sungai di Kebun Raya Cibodas.
Kegiatan
pengambilan sampel dilakukan selama dua hari. Pada hari kedua banyak mendapatkan
larva dan serangga air dan pada hari ketiga pengambilan sampel, sampel yang di
dapat berupa ikan, kecebong, udang dan ketam. Kemudian kami melakukan
identifikasi morfologi dilakukan di Laboratorium menggunakan mikroskop stereo
dan pemotretan di ruang mikroskop untuk melihat lebih jelas ciri morfologi
sampel yang ditemukan. Hasil identifikasi berupa kelompok serangga air (larva serangga); larva Tipulidae, nimfa Baetis, Dineutus
sp., dan
Plecoptera serta Water strider (Gerris remigis), hewan Crustacea yaitu udang (Macrobarachium pilimanus) dan ketam (Parathelphusa convexa), kelompok Molusca (Helix
aspersa dan Anadara
granosa), Amfibi
berupa kecebong, Pisces (Glyptothorax platypogon dan Poecillia reticulata).
Simpulan dari kegiatan
Studi Lapangan yang dilakukan adalah jenis-jenis fauna air tawar yang dapat
diidentifikasi adalah berbagai jenis larva serangga, hewan-hewan Crustacea,
Amfibi, Ikan dan kelompok Molusca.
Kata kunci : Kebun Raya
Cibodas, fauna air tawar, sungai, makrobentos.
laporan kegiatan studi lapangan (bio305) tahun 2012
Judul
: Inventarisasi Fauna Air Tawar
Penyusun :
Amelia Louisyane Puhili (G34100102)
Della
Nuryuliawati (G34100032)
Feni Fitriani
(G34100088)
Rizky
Cahya Windari (G34100040)
Bogor, 19 Juni 2012
Menyetujui,
Dr. Ir. Achmad Faradjallah, M.Si
Pembimbing
Menyetujui,
Dr. Ence Darmo Jaya Supena
Ketua Departemen
Kata pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Studi Lapangan (BIO305) Tahun 2012. Laporan ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban Mahasiswa kepada Departemen Biologi IPB seusai melaksanakan
kegiatan Studi Lapangan dan sebagai sarana informasi tentang jenis-jenis fauna
yang terdapat di daerah aliran sungai Kebun Raya Cibodas.
Kegiatan Studi Lapangan ini mengambil sampel di Kebun
Raya Cibodas dengan metode Kick Sampling ke arah hulu dan hilir sungai dengan teliti.
Road sampling adalah metode sampling dengan cara berjalan pada setiap titik
sampling yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Sesudah pengambilan
sampel, Penyusun melakukan identifikasi tiap hewan yang didapatkan.
Indentifikasi yang dilakukan adalah identifikasi morfologi.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Achmad
Farajallah, M.Si selaku pembimbing Studi Lapangan Penyusun dan juga kepada
seluruh dosen dan bahkan seluruh staff Departemen Biologi IPB yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu atas bimbingan dan bantuannya selama kegiatan
ini berlangsung. Penyusun juga berterima kasih kepada Agus Supriyadi, Ahmad
Nasoha, Liliani Isna Devi, Yanti Ariyanti dan Siti A.Azhari yang telah membantu kami dalam proses
identifikasi dan penyusunan laporan. Kepada seluruh keluarga Penyusun yang
senantiasa mendukung Penyusun dalam kegiatan Studi Lapangan ini dan aktifitas
perkuliahan selama ini, Penyusun berterima kasih.
Semoga
laporan Studi Lapangan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi kita semua.
Bogor, Juli 2012
Penyusun
Daftar isi
Cover
...........................................................................................................
i
Ringkasan....................................................................................................
ii
Lembar Pengesahan
...................................................................................
iii
Kata Pengantar
...........................................................................................
iv
Daftar Isi ......................................................................................................
v
Pendahuluan
................................................................................................
1
i.
Latar Belakang .............................................................................................
1
ii.
Tujuan ..........................................................................................................
2
iii. Waktu Pelaksanaan
......................................................................................
2
Bahan dan Metode
.......................................................................................
3
i.
Alat
dan bahan...............................................................................................
3
ii. Metode
..........................................................................................................
3
Hasil dan Pembahasan
.................................................................................
4
Kesimpulan dan Daftar Pustaka .................................................................
13
i.
Kesimpulan
..................................................................................................
13
ii. Daftar Pustaka
..............................................................................................
13
Lampiran
.................................................................................................... 14
penduhuluan
i. Latar Belakang
Kebun Raya Cibodas merupakan suatu kawasan yang memiliki
fungsi sebagai tempat konservasi ex-situ, tempat penelitian, tempat pendidikan
lingkungan dan tempat wisata. Kebun Raya Cibodas juga lebih berfokus pada
pengkoleksian berbagai jenis tumbuhan. Sebagai kawasan konservasi, Kebun Raya
Cibodas memiliki persediaan air yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan
seluruh tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Sungai merupakan suatu perairan terbuka yang memiliki
arus, perbedaan gradien lingkungan, serta masih dipengaruhi daratan. Sungai
memiliki beberapa ciri, antara lain memiliki arus, waktu tinggal air,
adaptasi biota khusus, dan tidak ada stratifikasi suhu dan oksigen, serta
sangat mudah mengalami pencemaran (Odum 1996). Aliran sungai yang terdapat
dalam Kebun Raya Cibodas cukup banyak dan memiliki air yang sangat jernih. Dalam
air yang jernih tersebut tentu saja banyak biota yang dapat hidup di dalamnya.
Sepintas yang terlihat mungkin hanyalah serangga air yang mengapung di atas
permukaan sungai, alga dan lumut serta tumbuhan air lainnya yang hidup di dasar
air atau bahkan pada bebatuan sungai tersebut. Namun, nyatanya ada banyak
organisme lainnya yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau hanya
dilihat dengan sepintas karena hidupnya didalam dasar sungai, dibawah batu atau
bahkan berenang mengikuti arus sungai.
Organisme yang biasa hidup melimpah di sungai adalah
makrobentos. Makrobentos merupakan invertebrata yang hidup dalam dasar sungai,
sekitar bebatuan dan tepi sungai yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau
berukuran sekitar 500 mikrometer sampai 1 mikrometer. Makrobentos biasanya berupa
siput, kepiting, tiram air, kerang, beberapa larva serangga dan berbagai hewan
avertebrata lainnya. Berdasarkan jenis makanannya makrobentos dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu filter feeder dan deposit feeder. Filter feeder
atau suspension feeder adalah bentos pemakan material tersuspensi di dalam air,
baik berupa zat organik maupun plankton dengan cara menyaring; yang termasuk
filter feeder adalah bivalvia, sponge, ascidians dan cacing kipas. Deposit
feeder adalah bentos peakan material organik yang terjebak di dalam sedimen
baik berupa detritus maupun material organik yang lebih halus. Deposit feeder
biasanya merayap dan masuk ke dalam sedimen sambil mengaduk sedimen untuk
mendapatkan makanan. Hewan-hewan yang termasuk ke dalam deposit feeder adalah
seluruh cacing polychaeta, Gastropoda, teripang, dan Crustasean.
ii. Tujuan Studi Lapangan
Tujuan Umum Studi Lapangan adalah menerapkan metodologi
penelitian dan konsep-konsep biologi yang didapar dalam kuliah dan praktikum
serta menggunakan peralatan penelitian di lapangan; mengumpulkan data,
mengoleksi dan mengawetkan spesimen, menangani spesimen di laboratorium, dan
membuat laporan kegiatan sebagai pertanggung jawaban. Tujuan khusus Studi
Lapangan ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis fauna yang hidup pada
kawasan air tawar khususnya sungai di Kebun Raya Cibodas.
iii. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Studi
Lapangan dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Dan Kebun Raya
Cibodas Cipanas-Cianjur, pada hari Selasa sampai dengan Kamis tanggal 3 – 5
Juli 2012. Sedangkan kegiatan pengambilan sampel dilaksanakan di Kebun Raya
Cibodas pada hari Rabu, 4 Juli 2012 pada pukul 8.00-13.00 WIB dan dilanjutkan
pada hari Kamis, 5 Juli 2012 pada pukul 10.00-14.00 WIB.
Bahan dan metode
i. Alat dan bahan
-
Jaring
-
Kantong plastik bening
-
Toples / wadah
-
GPS
-
Kamera
-
Alkohol 70%
-
Mikroskop stereo
ii. Metode :
Metode yang digunakan adalah metode sampling air. Yaitu Kick Sampling Metode ini digunakan pada perairan dangkal dengan air yang
mengalir. Jaring tangan dipegang secara vertikal melawan aliran sungai dengan
muka jaring berada pada jarak 1-2 dm di depan kaki (pengambil sample). Setelah
itu bergerak mundur secara perlahan dengan mengaduk sedimen pasir ke dalam
jaring. hal ini dilakukan selama berapa menit atau sampai jaring terhalang
dengan pasir sehingga air tidak bisa
melewati jaring. Kemudian mencari sampel pada pasir yang ada pada jaring.
Setelah sampel didapatkan lalu di masukkan ke dalam toples yang nantinya akan
di masukkan lg kedalam plastik yg berisi alkohol untuk diidentifikasi di
labratorium. Pada saat pengambilan sampel gunakan GPS untuk melihat letak
lokasi penemuan sampel tersebut). Setelah sampel dibawa ke laboratorium kemudian
diidentifikasi menggunakan mikroskop stereo. Sampel diletakkan pada cawan petri
lalu diamati morfologi tubuhnya di bawah mikroskop.
Hasil dan pembahasan
I.
Hasil
Pada hari pertama kelompok kami hanya
melakukan observasi tempat atau lokasi pencarian sampel. Pencarian lokasi
dimulai dari sungai yang berada di Taman Nasional Gunung Pangrango, sungai
didekat pasar Kebun Raya Cibodas, hingga sungai dan kali yang berada di Kebun
Raya Cibodas. Pencarian baru dilakukan pada siang hari hingga sore hari. Pada
setiap lokasi yang dikunjungi banyak terlihat serangga air dipermukaan air,
larva-larva serangga tidak banyak terlihat karena terdapat di bawah bebatuan
begitupun ikan, kepiting, udang. Spesies tersebut banyak terdapat pada sekitar
bebatuan dengan perairan yang memiliki arus tenang atau tidak terlalu deras. Lokasi
yang akan kami kunjungi untuk pencarian sampel pada hari kedua yaitu Kebun Raya
Cibodas.
Hari kedua studi lapang,
kami memulai melakukan pencarian sampel. Pencarian sample dilakukan ke 8 titik.
Semua titik tersebut berada di kawasan Kebun Raya Cibodas. Hanya bagian –
bagian tertentu dari sungai saja yang kami lakukan pengambilan sample. Pada
umumnya makrobenthos tinggal di kawasan aliran sungai yang tidak terlalu deras
alirannya, sehingga pengambilan sample hanya memungkinkan di daerah tepi sungai
maupun dekat bebatuan saja. Bagian tengah sungai yang umumnya beraliran deras
jarang ditemui makrobenthos.
Kami memulai
pencarian di daerah aliran sungai yang terdekat dengan pintu gerbang, yakni
sungai yang berada di samping gedung Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI)
kami menemukan banyak larva serangga dan juga serangga air. Ketinggian tempat
tersebut adalah 1354 m dengan koordinat 06044’24,7’’ S dan 107000’19,8’’
E.
Titik pengambilan sampel kedua kami lakukan pada
sebuah bukit yang memiliki aliran sungai seperti selokan. Makrobentos yang kami
temukan berupa larva serangga dan serangga air dengan ketinggian 1026 m.
Koordinat tempat tersebut adalah 06044’22,2’’ S dan 107000’39,7’’
E.
Tempat pengambilan sampel ketiga dilakukan pada sebuah
curug kecil yang memiliki sebuah kubangan air. Makrobentos yang ditemukan
berupa larva serangga dan jga serangga air. Ketinggian tempat tersebut adalah
1312 m dengan koordinat 06044’21,0’’ S dan 107000’30,9’’
E.
Tidak terlalu jauh dari tempat pengambilan sampel
ketiga ada sebuah aliran sungai dan kami mengambil sampel di sana berupa larva
serangga dan serangga air. Ketinggian tempat tersebut adalah 1313 m dengan
koordinat 06044’20,7’’ S dan 107000’30,9’’ E.
Titik pengambilan sampel kelima kami mengambil sampel
pada daerah yang penuh dengan lumut. Jenis makrobentos yang kita temkan berupa
larva serangga dan serangga air. Ketinggian tempat tersebt adalah 1296 m dengan
koordinat 06044’25,6’’ S dan 107000’45,8’’ E.
Pada titik sampel keenam kami mengambil sampel pada
aliran sungai menuju curuh Ciismun. Dimana ketinggian tempat tersebut adalah
1310 meter. Makrobentos yang ditemukan berupa berbagai jenis larva serangga dan
serangga air. Lokasi ditemukannya berada pada koordinat 06°44’30,8’’ S dan
107°00’42,6’’ E.
Titik pengambilan sampel ketujuh berada pada curug
Ciismun dan yang kami dapatkan berupa ikan dan larva serangga. Ketinggian
tempat tersebut berada pada ketinggian 1348 m dengan koordinat 06°44’35,6’’ S
dan 107°00’38,5’’ E.
Pada hari ketiga kami
melakukan pengambilan sampel dimulai agak siang dikarenakan adanya kegiatan
lain yang harus dilakukan yakni mencoba suatu wahana yang bernama Canopy Trail.
Seusai melakukan Canopy Trail kami mengambil sampel di daerah dekat penginapan
yaitu di sebuah curug kecil dan dekat dengan air mancur buatan di sebuah taman.
Di curug tersubut kami menemukan banyak sekali ikan, larva dan kerang dan siput
pada dinding bebatuan serta serangga air. Ketinggian tempat tersebut sekitar 1315 m dan garis lintang 06044’14,11’’
S dan garis bujur 107000,16,1’’ E.
Tempat pengambilan sempel kedua pada hari
ketiga dilakukan pada aliran sungai dibawah jembatan menuju Taman Komodo. Pada
tempat tersebut kami mendapatkan banyak larva serangga, ikan dan juga kerang
serta siput yang lumayan banyak. Ketinggian tempat tersebut sekitar 1310 m dengan garis lintang 06044’11,2’’ S dan garis bujur
107000,17,4’’ E.
Tempat pengambilan sampel ketiga pada hari
ketiga dilakukan di aliran sungai Taman Komodo. Aliran airnya cukup deras
karena kedalamnnya yang kurang dan pada tempat tersebut kami mendapatkan banyak
larva serangga, serangga air dan juga siput dan kerang. Ketinggian tempat
tersebut sekitar 1343 m dengan garis lintang 06044’, 10,7’’ S dan
garis bujur 107000, 17,8’’ E.
Tempat pengambilan sampel yang keempat
kami lakukan di dalam Kebun Raya Cibodas. Dengan medan yang agak susah dan
sedikit kemunduran waktu karena kami harus makan siang terlebih dahulu. Setelah
itu kami menuruni sebuah bukit dan arus sungai juga lumayan deras kami berhasil
mendapatkan banyak sekali kecebong dan juga kerang serta larva serangga yang
selalu kami temukan ditiap titik pencarian. Ketinggian tempat tersebut sekitar
1366 m dengan garis lintang 06044, 24,0’’ S dan garis bujur 107000,
24,3’’ E.
Tempat pengambilan sampel
terakhir dihari kelima dilakukan tidak jauh dari titik keempat. Dengan tempat
yang lebih datar dan alirannya tidak begitu deras kami berhasil mendapatkan
banyak larva serangga, ketam, kecebong dan udang pada sebuah tempat yang
menyerupai bendungan ditepi sungai yang tidak berarus. Ketinggian tempat
tersebut sekitar 1365 m dengan batas lintang 06044’23,8’’ S dan batas bujur 107000,24,1’’
E. Kami berhenti melakukan pencarian berikutnya dikarenakan waktu yang tidak
memungkinkan dan kami harus mengikuti penjelasan umum tentang Kebun Raya
Cibodas dan bergegas pulang.
II.
PEMBAHASAN
Identifikasi seluruh sampel dilakukan pada
hari Senin, 10 juli 2012 bertempat di Laboratorium 4 Biologi. Identifikasi awal
kami lakukan identifikasi morfologi dengan bantuan beberapa kakak tingkat karena
berhubungan dengan penelitian mereka. Identifikasi awal kami lakukan
identifikasi udang dengan melihat ciri-ciri morfologis seperti rostrum yang
bergerigi dengan rata lalu bentuk karpus periopodnya seperti cangkir. Udang
tersebut kami dapatkan pada aliran sungai yang tidak berarus dan terdapat pada
daerah naungan batu-batu besar. Setelah melakukan identifikasi ternyata jenis
udang tersebut adalah Macrobarachium
pilimanus.
Saat
pengambilan sampel kami mendapatkan kira-kira tiga jenis ikan, namun setelah
dilakukan identifikasi, ikan yang kami temukan ternyata hanya dua jenis. Ikan
pertama yang kami dapatkan merupakan jenis ikan yang hidupnya di dasar sungai
menempel pada bebatuan pada aliran sungai yang berarus dan memiliki tubuh yang
mirip dengan ikan lele. Ikan ini merupakan jenis ikan Glyptothorax platypogon, yang biasa hidup
menempel pada bebatuan karena memiliki alat perekat pada bagian toraks yang
terdiri dari alur dan lipatan paralel kulitnya. Ikan ini dapat hidup soliter atau
bahkan berkoloni. Ikan kedua
yang kami dapatkan ternyata satu jenis yaitu ikan Poecillia reticulata. Ikan
ini merupakan ikan asing atau bukan endemik Indonesia. Ikan ini kami temukan
sepasang dalam artian ada jantan dan juga ada betinanya. Ikan jantan mempunyai
ciri khas yaitu memiliki corak bintik hitam dengan ukuran tubuh yang cenderung
lebih kecil dari betina yang tubuhnya polos. Ikan ini bertubuh kecil dan tipis,
biasanya panjang maksimal dari ikan ini sekitar 3,5 cm, untuk betina bisa
mencapai 6 cm sedangkan jantan biasana berukuran 2,8 cm dan biasa mendiami
perairan yang hangat atau bahkan berlimbah.
Identifikasi
berikutnya adalah identifikasi ketam (Parathelphusa convexa) yang memiliki ciri-ciri ujung
kaki yang cenderung lancip dan karapasnya berwarna coklat gelap atau bahkan
hitam. Gonopor kedua seperti bentuk sendok yang memegang struktur seperti
batang corong, akhir dari alurnya membentuk invaginasi lateral dan menunjukkan
batas ventro dan dorsolateral. Pada hewan jantan perutnya sangat kecol dan
batas lateralnya berliku-liku. Ketam jenis ini juga memiliki kornea mata yang
kecil (Brandis & Sharma 2005).
Identifikasi
morfologi sampel lainnya dilakukan dengan melihat dan mencocokan dari literatur
dan Kami juga mendapat bantuan dari teman-teman dengan topik serangga. Beberapa
literatur yang kami gunakan adalah buku Field Guide : Insect North and Mexirson
karya Peterson dan dari web www.bugguide.com. Ditemukan nimfa Baetis yang seluruh kuku
memiliki struktr dan ukuran yang sama, biasanya panjang antenanya lebih panjang
tiga kali dari sefalotoraksnya. Kuku dari Baetis berbentuk runcing,
caudal filamen bagian tengah lebih pendek dan tipis dari filamen lateral.
Filaemn kaudal berbulu lebat pada bagian dalam. Nimfa Baetis memiliki
panjang tubug sekitar 3 - 12 mm (Hadiati. 2000).
Larva Tipulidae memiliki
ciri tubuh lunak, memiliki mulut dan bagian ujung terdapat lubang eksresi,
dengan tubuh larva yang beruas-ruas. Terdapat sepasang otot suspensori dalam
larva yang berasal dari dorsolateral anatara segmen tubuh satu samapai segmen
keempat dan dimasukkan secara lateral pada pertengahan usus dan pertengahan
tubulus Malphigi (Barnes et all., 1980)
Kecebong merupakan
tahapan dari daur hidup katak dalam bentuk larva. Bentuknya bulat dengan ekor
yang berselaout tipis dan terlihat seperti sirip. Warna kecebong cenderung
berwarna gelap dam pada kecobong yang kami temukan berwarna hitam dan ada juga
yang pada bagian ekornya berwarna hitam-putih (Roback, 1974).
Nimfa Plecoptera biasa
hidup diantara serasah dan di bawah batu pada perairan yang berarus atau
mengalir. Adanya Plecoptera menandakan bahwa kadar oksigen dalam perairan
tersebut baik karena nimfa Plecoptera merupakan indikator biologi Panjang tubuh
dari nimfa ini adalah sekitar 6 – 50 mm. Terdapat dua helai cercil pada ujung
abdomen dan mempunyai insang trachea yang berbetuk filamen pada pangkal kaki atau
ventral thorax (Hadiati, 2000).
Dineutus sp. merupakan kumbang air yang biasa terdapat di
atas permukaan air dan biasanya berputar-putar.bentuk dari kumbang ini adalah
oval dengan warna tubuh coklat dan bahkan hitam. Memiliki antena, sepasang kaki
depan yang biasanya tersembunyi dibawah tubuhnya, kaki tersebut pendek. Selain
kaki depan, kumbang ini memiliki kaki pada bagian tengah yang bentuknya seperti
dayung dan kaki belakang yang digunakan unuk berenang. Secara horizontal,
matanya dibagi menjadi dua dan beradaptasi untukmelihat ke atas sekaligus
melihat ke bawah air disaat yang sama. (Barnes et al., 1980)
Gerris remigis
memiliki tibia yang panjangnya minimal empat kali panjang segmen tarsal pertama
pada kaki belakang. Terdapat duri connexival yang menonjol, warna dari
pronotumnya kusam dan segmen pertama dari antena dikombinasikan dengan segmen
kedua dan ketiga sehingga menjadi panjang. Bagian terlebar dari tubunya adalah
pada bagian tengah atau sama dengan atu per empat kali panjang tubuh. Hewan ini juga terdapat pada
permukaan air sama halnya seperti kumbang air karena pada tungkai kakinya bayak
tedapat rambut-rambut halus. (Wetzzel, 2001)
Helix
aspersa hewan ini bertubuh lunak yang dilindungi oleh
cangkang yang mengulir. Cangkangnya terbuat dari kitin dan pada cangkangnya
terdapat motif yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Hewan ini memiliki kaki
berotot yang memapukannya menempel pada substrat seperti halnya saat hewan
tersebut menempel pada bebatuan. Pada kepala terdapat tentakel yang berfungsi
sebagai sensor cahaya dan struktur sensorik. Mereka juga memiliki mulut yang
terletak dibawah tentakel yang memiliki radulu yang biasa digunakan untuk
mengikis partikel makanan (Barnes et al., 1980)
Anadara granosa
bentuknya bulat kipas, agak
lonjong dan mempunyai belahan yang sama (simetris) dan memiliki garis palial
pada cangakng dalam dan garis palial pada bagian luar beralur. Bagian dalam cangkangya halus dan berwarna putih.
Ukuran kerang ini sekitar 6-9 cm. Hewan ini juga bertubuh lunak dengan struktur
kaki menyerupai kapak. Biasanya hidup di dalam substrat dengan cara membenamkan
diri di dalam pasir (Barnes et al., 1980)
Kesimpulan dan daftar pustaka
i. Kesimpulan
Terdapat 13 jenis fauna air yang
berhasil kami identifikasi dari kawasan perairan Kebun Raya Cibodas. Masing –
masing fauna tersebut memiliki habitat yang khas, pada permukaan perairan
ditemukan Aquatic insects seperti Dineutus
sp dan Water
strider (Gerris remigis), pada bawah bebatuan dan lingungan perairan yang tenang ditemukan kelompok Crustaceae, Gastrophoda (Helix aspersa), Amphibi (kecebong), ikan dan Pelecypoda (Anadara granosa), sedangkan pada substrat
ditemukan larva serangga Tipulidae, Nimfa Baetis sp, serta Plecoptera.
Dalam kehidupannya, fauna air
(makrobentos) dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni biotik dan abiotik. Faktor biotik yaitu produsen, yang merupakan sumber
makanan bagi makrobentos, adapun faktor abiotik adalah parameter kimiawi dan
fisik air diantaranya suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kedalaman air,dan
substrat dasar.
ii. Daftar Pustaka
Barnes, R.S.K. and
K.H. Mann, 1980. Fundamental of Aquatik Ecosystem. Blackwell Scientific
Publication, Oxford.
Hadiati, rini. 2000. Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai
indokator Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Handayani S. T. Et al,
2001, Penentuan Status Kualitas Perairan
Sungai Berantas Hulu Dengan Biomonitoring Makrozoobenthos : Tinjauan Dari
Pencemaran Bahan Organik. BIOSAIN 1. 1. 30 - 38
Roback S. S. 1974. Insect (Arthropoda insect) In Pollution
Ecology Of Freshwater Invertebrates. London : Academic Press Inc.
Wetzel, R. G., 2001. Limnology Lake And River Ecosystems Third Edition. San fransisco :
Academis Press Elsevier Science